EVENT / Others / February 2018
Langkah Meredakan Stres Pra-Nikah
Stres pra-nikah, atau yang biasa dikenal dengan sebutan pre-marital depression, adalah situasi lumrah yang bisa terjadi pada banyak pasangan. Segala hal yang berkaitan dengan persiapan menjelang hari-H hingga konflik yang terjadi antara Anda dengan pasangan, dengan keluarga, bahkan dengan diri Anda sendiri bisa menjadi pemicu datangnya stres hingga depresi.
Untuk itu, dikutip dari situs HerWorld berikut kami uraikan langkah-langkah dalam menyiasati stres pra-nikah yang sering terjadi kepada calon pengantin.
Stay Positive
Tidak sedikit pasangan yang memutuskan untuk tidak jadi menikah hanya karena emosi dan ego yang sama-sama tinggi. Hal ini pada kenyataannya merugikan kedua belah pihak sebab akal sehat tidak lagi berpartisipasi terutama ketika membuat keputusan.
Jika masalah makin meradang, lekas buang segala pikiran negatif yang meracuni. Hal ini memang tidak mudah bagi beberapa orang yang cenderung emosional, namun percayalah bahwa ini wajib dilakukan demi sampai pada pelaminan nanti.
Pre-Marital Counseling
Pada kultur Indonesia, melakukan konsultasi dengan psikolog memang masih asing dan dianggap tabu. Padahal, sebenarnya hal ini sangat membantu siapa pun yang sedang mengalami pre-marital blues. Posisi psikolog yang netral tentu bisa jadi jembatan atas masalah yang sedang dihadapi. Berbeda jika Anda bercerita dengan teman atau keluarga.
Tanpa berpihak pada sisi mana pun, psikolog akan memberi bantuan berupa saran membangun yang akan membantu Anda berlogika bersama. Apakah hubungan tetap akan dipertahankan, atau justru selesai sama sekali. Semua bisa Anda konsultasikan tanpa perlu dipikirkan sendiri. Just go get a try.
Remembering Those Days
Kalau Anda selalu merasa kesal, tidak ingin lagi melihat wajahnya, bahkan sampai pada tahap muak pada pasangan, dapat dipastikan kondisi hubungan Anda benar-benar sedang kronis.
Coba sebelum tidur, ingat-ingat kembali momen manis ketika berdua. Rekonstruksi lagi di dalam kepala kejadian apa saja yang telah dilalui bersama. Hal ini disinyalir dapat membuat Anda kembali tenang dan mengurungkan niat untuk mengakhiri hubungan.
Menemukan seseorang yang menyayangi Anda dan Anda cintai secara tulus memang tidak mudah. Percayalah! Jangan sampai sebuah keputusan yang tergesa-gesa malah akan menggiring Anda pada penyesalan.
Listen and Be Patient
Selain tentang hubungan Anda berdua, adakalanya pemicu depresi adalah keluarga. Sebagai contohnya, seringkali keluarga Anda atau si dia menginginkan pesta pernikahan yang tradisional, sedangkan Anda menginginkan resepsi bertema modern. Hal ini hampir terjadi pada tiap pasangan. Konflik kecil pun bisa berujung besar jika terus ditegangkan dan tak lekas diambil jalan tengahnya.
Cobalah untuk duduk bersama, dengarkan keinginan mereka, dan utarakan kemauan Anda secara hati-hati. Sabar adalah kunci utama. JIka masing-masing ide telah keluar dan pendapat telah tersalurkan, baiknya semua mulai dipikirkan sama-sama. Dengan begitu, setidaknya frekuensi Anda dan keluarga bisa bertemu di persimpangan dan segalanya kian terarah.
Having a Short Getaway
Memikirkan tentang tetek-bengek hari-H memang melelahkan. Keributan yang kerap terjadi sedikit banyak akan membuat Anda lelah dan kehabisan energi. Segera rencanakan me– time dengan pergi liburan ke tempat cantik dan menenangkan! Selain bisa melepas stress, Anda bisa berpikir tentang semuanya. Tentang komitmen yang akan Anda buat, tentang rumah tangga impian, tentang menjadi seorang istri, dan tentang betapa besar sesungguhnya Anda berdua saling mencintai. Kadang berpikir dalam situasi liburan lebih baik dilakukan sebab hati Anda sedang damai dan nyaman.
Contemplate and Trust Your Heart
Mulai dengarkan kata hati. Berkontemplasilah sejenak bahkan berkali-kali. Pertanyakan pada lubuk hati, yakin kah Anda dengan dirinya? Pantaskah kalian berdua bersama. Satu hal yang perlu diingat dan kembali pada poin pertama. Buang ego ketika mempartisipasikan hati. Beri kepercayaan pada hati Anda sekarang. Selain lebih menyamankan, stress juga akan jauh lebih berkurang.
Nobody’s Perfect
Terakhir, jika segala cara di atas telah dilakukan namun tidak berhasil dan Anda berdua masih saja bertengkar perihal urusan yang tidak-tidak, maka kembali pada prinsip dasar bahwa tidak ada satu orang pun yang sempurna.
Masing-masing memiliki kekurangan yang harus diterima sebab nantinya ia akan jadi bagian dari hidup kita. Jalani dengan sabar dan anggap semua konflik adalah pelajaran yang pada satu saat akan Anda syukuri sebab beberapa persoalan telah bisa diselesaikan sebelum mengikat janji.
Masalah yang lebih besar akan Anda temui setelah berkeluarga. Selama Anda mampu mengatasi segala tempaan, maka semua akan indah pada waktunya.
*Sumber: https://www.herworld.co.id/article/2017/5/7340-7-Langkah-Meredam-Stress-Pra-Nikah
*Foto: http://kristindavin.com