EVENT / Others / August 2018
Kenali Ciri Produk Kosmetik Berbahaya Ini
Maraknya penjualan produk kecantikan dan persaingan pasar yang cukup pesat ternyata memunculkan oknum-oknum nakal yang ingin mendapatkan keuntungan besar. Namun, mereka mengabaikan kualitas produk yang dapat mengancam keselamatan konsumen. Kalau sudah begini, tentu Anda sebagai konsumen harus pintar dan bijak dalam menggunakan produk kecantian, khususnya kosmetik berbahaya.
Dalam talkshow NMW Skin Care bertajuk “Waspada Kosmetika Berbahan Berbahaya” bersama BPOM terangkum beberapa penjabaran yang mengindikasikan suatu produk kosmetik berbahaya atau tak layak untuk digunakan.
Belum Ter-registrasi di BOPM
Produk kecantikan yang sudah ter-registrasi di BPOM tentu sudah melewati uji klinis dan kelaikan sehingga dipastikan aman untuk dikonsumsi. Kalau belum teruji, kita tidak bisa tahu kandungan apa saja yang terdapat pada produk tersebut. Walaupun bahan yang digunakan aman, tapi kalau dosisnya tinggi bisa jadi berbahaya. Karena itu, pastikan produk kecantikan yang ingin Anda beli sudah memiliki kode BPOM.
Harga Murah
Jangan tergoda dengan harga murah! Seperti pepatah mengatakan, harga menggambarkan kualitas. Harga produk kecantikan yang jauh di bawah harga pasaran patut dicurigai isi kandungan dan efektivitasnya.
Warna Mencolok dan Bau Menyengat
Krim berbahaya biasanya memiliki warna mengkilap yang mencolok dan berbau tajam. Selain itu, krim berbahaya memiliki tekstur tidak menyatu, ada gumpalan-gumpalan seperti lem kertas dan sangat lengket di kulit.
Memutihkan Secara Kilat
Dokter spesialis kulit & kelamin NMW Skincare, dr. Shakti Indraprasta, SpKK, menerangkan, normalnya kulit seseorang bisa lebih cerah dalam waktu 4 minggu setelah pemakaian produk kecantikan. Jadi, kalau langsung cerah dalam 1 minggu, Anda harus waspada. Apalagi jika warna kulitmu menjadi jauh berbeda dengan warna kulit lengan, bisa jadi produk kecantikan yang Anda gunakan mengandung merkuri.
Merkuri sangat berbahaya dan dilarang penggunaannya untuk produk kosmetik. Produk yang mengandung merkuri memang bisa memutihkan kulit jauh lebih cepat, namun bisa menimbulkan iritatsi, alergi dan kemerahan. Bahkan, jika dibiarkan bisa menyebabkan kerusakan sistemik, seperti gangguan otak, ginjal, dan lain-lain.
Tidak Mencantumkan Komposisi Produk
Selain obat racikan dokter, produk kecantikan yang tidak mencantumkan komposisi produk perlu di-blacklist karena dikhawatirkan berbahaya untuk dikonsumsi. Ada bahan-bahan yang kerap terkandung di dalam produk kecantikan, seperti hidrokuinon, tretinoin, dan resorcinol. Namun, bahan-bahan tersebut akan menjadi sangat berbahaya jika digunakan melebihi dosis.
Misalnya hidrokuinon, bahan yang kerap terdapat pada krim malam ini hanya aman digunakan dengan konsentrasi sebesar 2% atau 4%. Penggunaan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan berbagai gejala, seperti kemerahan, alergi, iritasi, hingga okronosis, yakni suatu penyakit bercak hitam kebiruan yang disebabkan oleh pemakaian hidrokuinon yang berlebihan.
“Kalau sudah okronosis sudah sulit diobati. Harus stop pemakaian krim, melakukan kombinasi treatment, seperti laser, peeling, dan lain-lain. Tapi itu juga tetap membutuhkan waktu yang cukup lama,” tutur dr. Shakti.
Dr. Sakti juga menambahkan, pengobatan yang dilakukan tergantung dari kerusakan yang dialami. Jika sudah merambat pada gangguan sistemik, maka membutuhkan penanganan dokter spesialis penyakit dalam. Karena itu, ada baiknya untuk berkonsultasi pada ahli sebelum menggunakan produk kecantikan tertentu.
Muncul Iritasi dan Kulit Memerah
Beberapa produk kecantikan memang terkadang bisa menimbulkan beberapa efektifitas, seperti kulit memerah dan mengelupas pada awal pemakaian. Namun, Anda harus curiga jika efeknya berlangsung cukup lama, bisa jadi produk kecantikan yang Anda gunakan sudah melebihi dosis atau bahkan mengandung bahan berbahaya. Ada baiknya lakukan konsultasi kepada ahli kulit agar kalau memang terjadi iritasi bisa dapat ditangani lebih dini.
Ketergantungan?
Banyak orang yang merasa ketergantungan karena setelah berhenti mengenakan krim pemutih, kulit menjadi kembali kusam. Ternyata pemikiran seperti itu sangat salah kaprah.
Pada dasarnya krim pemutih atau krim malam memiliki fungsi menghambat pembentukan pigmen kulit. Jadi kalau pemakaian dihentikan, otomatis tidak ada lagi yang menghambat melanin untuk membentuk pigmen, sehingga warna kulit menjadi seperti semula.
Pada krim malam tidak hanya mengandung hidrokuinon, tapi juga ada antioksidan and vitamin yang berguna untuk regenerasi sel kulit, sehingga kulit senantiasa sehat dan cerah. Jadi terbayang kalau Anda berhenti mengenakan krim malam? Ya, kulit jadi tidak terawat dan kembali kusam. Efek penggunaan krim memang tidak bisa permanen, oleh karena itu perlu dilakukan secara terus-menerus agar kulit senantiasa terawat.
*Foto: www.bravotv.com/blogs/beware-these-gross-things-can-happen-when-you-use-makeup-testers-in-stores