EVENT / Others / May 2018

Tips Mengelola Keuangan Rumah Tangga

Setiap pasangan yang baru menikah biasanya akan mengalami kesulitan saat mengatur keuangan rumah tangga. Ibaratnya, saat hari gajian bisa bersenang-senang, namun saldo defisit tiap akhir bulan. Banyak faktor sebagai penyebabnya, salah satunya adalah manajemen keuangan keluarga yang belum tertata dengan baik

Padahal, Anda tak perlu menjadi seorang ahli keuangan dulu untuk bisa mengatur keuangan keluarga. Cukup praktikan tips dari ahli keuangan yang dilansir dari majalah Bella Donna The Wedding berikut ini.

 

Buat Rekening Bersama

Apakah Anda dan pasangan sama-sama sedang bekerja dan memiliki penghasilan rutin? Jika ya, berarti kalian tergolong keluarga dengan penghasilan ganda. Menurut Aidil, keluarga dengan tipe penghasilan ini sebaiknya memiliki rekening bersama. Cara ini sangat memudahkan Anda dalam mengatur aliran pemasukan dan pengeluaran atau cash flow.

Rekening bersama tersebut bisa digunakan untuk membayar kebutuhan pengeluaran rumah tangga seperti kebutuhan pokok. Meskipun begitu, sebaiknya masing-masing juga memiliki rekening untuk membayar kebutuhan pribadi. Misalnya istri masih ingin membeli baju, sepatu, dan lainnya. Pastikan rekening pribadi dan rekening bersama dikelola secara transparan agar tak memicu masalah.

Bila sudah memiliki rekening bersama, maka selanjutnya Anda bisa memonitor biaya pemasukan dan pengeluaran keuangan keluarga. Secara garis besar pengeluaran keuangan keluarga dikelompokkan menjadi tiga pos utama, yaitu biaya kehidupan sehari-hari, biaya membayar hutang, dan menabung dalam bentuk asuransi atau investasi. Kami akan ulas satu persatu untuk mengetahui rinciannya.

 

Biaya Hidup

Sebesar apa pun pendapatan yang dimiliki semua akan percuma jika biaya hidup tidak terkelola dengan bijak. Aidil pun memaparkan presentasi biaya hidup ini bisa dialokasikan sebesar 30-40% dari total penghasilan tiap bulan.

Berapa jumlah biaya hidup yang dikeluarkan tiap keluarga tentu bisa berbeda. Tergantung dari pekerjaan dan gaya hidup keluarga tersebut. Namun, paling tidak ada tiga kebutuhan rumah tangga utama yang perlu dialokasikan. Biaya rumah tangga, pengembangan, dan sosialisasi.

 Operasional yang benar-benar harus dikeluarkan tiap bulan tanpa ditunda antara lain biaya listrik, sekolah, transport, dan kebutuhan bahan makanan selama sebulan.

Pengembangan untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dan karir anggota keluarga misalnya kursus anak-anak, untuk kuliah lanjutan. Pengeluaran ini masih bisa ditunda atau dikurangi apabila keuangan terbatas.

Sosialisasi antara lain sumbangan teman menikah, arisan, dan seterusnya. Pengeluaran ini masih bisa disesuaikan dengan kemampuan keuangan keluarga.

 

Cicilan Hutang

Punya cicilan hutan rasanya bukan lagi hal tabu untuk saat ini. Sebab tidak semua keluarga memiliki cukup uang untuk mencapai tujuannya. Misalnya untuk membeli mobil, rumah, atau motor dengan cara kredit. Meskipun begitu perhatikan pula kalau cicilan hutang yang kita punya benar-benar sesuai kemampuan keuangan keluarga.

Menurut Aidil yang juga Chairman International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) ini rasio maksimum hutang adalah 30% dari penghasilan keluarga dalam setahun. Lebih dari itu akan sangat mengganggu keuangan keluarga. Sebagai contoh, bila penghasilan kita total 120 juta rupiah selama setahun, maka cicilan hutang yang paling masuk akal adalah 36 juta rupiah per tahun atau 3 juta rupiah per bulan.

 

Menabung, Dana Darurat dan Asuransi

Agar bencana defisit anggaran di masa mendatang tidak terjadi, amat penting untuk menjamin kesejahteraan di masa depan dengan jalan menabung. Lantas bagaimana ya rasio tabungan yang ideal? Caranya adalah dengan membandingkan jumlah uang yang ditabung dengan pendapatan. Tabungan pun memiliki jenis tersendiri, apakah berupa dana darurat dalam bentuk investasi atau asuransi.

Dana Darurat. Biaya cadangan atau juga disebut dana darurat diperlukan untuk menutup biaya kebutuhan tak terduga yang bisa saja terjadi pada keluarga, misalnya pemutusan hubungan kerja. Itulah sebabnya, mengapa menyediakan dana darurat setiap bulan itu perlu. Yang perlu diingat dana darurat sebaiknya ditempatkan pada instrumen jangka pendek yang mudah dicarikan misalnya deposito.

Asuransi. Pos pengeluaran yang bertujuan untuk melindungi keberlangsungan keuangan keluarga di masa depan adalah salah satu instrumennya adalah asuransi. Oleh karena itu perlu disiapkan untuk membayar premi asuransi yang bisa dibayarkan langsung satu tahun atau secara periodik tiap bulan atau setiap triwulan. Anda bebas memilih jenis asuransi sesuai kebutuhan dan tujuan, apakah itu asuransi pendidikan, kesehatan, atau jiwa. Menurut Aidil tidak ada aturan resmi untuk besaran asuransi paling tidak gunakan 10-15% asuransi dari total penghasilan.

 

*Sumber: http://thewedding.id/pasangan-hubungan/cara-cerdas-mengelola-keuangan-rumah-tangga-43245

*Foto: https://economy.okezone.com/read/2017/10/24/320/1801492/pasangan-berhenti-bekerja-jangan-takut-siasati-keuangan-rumah-tangga-dengan-dana-darurat