EVENT / Others / March 2019
Memaknai Pertengkaran dalam Rumah Tangga
Beberapa pepatah mengatakan pertengkaran sebagai “bumbu” pernikahan. Namun, pertengkarannya bukan sekadar ribut dan saling menyalahkan. Pertengkaran akan menjadi suatu yang berujung indah bila diakhiri dengan jalan keluar atau penyelesaian. Karena tanpa penyelesaian, pertengkaran hanya akan menimbulkan luka yang berkepanjangan. pertengkaran pada akhirnya bisa menjadi bom atom yang dapat meledak setiap saat.
Dra. Catherine Martosudarmo M.Sc., psikolog dan terapis keluarga lulusan Unika Atmajaya berpendapat, hubungan yang terjalin lama tidak menjamin perselisihan dalam perbedaan tak membawa dampak buruk. Karena ternyata, perbedaan pemikiran yang ditumpuk bertahun-tahun dapat menjadi bumerang di usia pernikahan lebih dari 10 tahun. Yang terjadi kemudian adalah percakapan yang tidak enak didengar, percekcokan siang dan malam, hingga berujung perpisahan.
Sebenarnya, setiap perbedaan bisa disatukan menjadi sebuah kesimpulan atau dicarikan jalan tengahnya. Namun, jika ternyata tidak ada jalan tengah yang dapat diambil, anggaplah sebuah perbedaan itu sebagai suatu hal yang positif. Anda hanya perlu saling bertoleransi dengan itu. Ya, setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihan. Jadi, jangan pernah merasa benar sendiri dan selalu menyalahkan pasangan.
Pertengkaran Ideal
Jika dipikir, lebih baik tidak perlu ada pertengkaran apalagi dengan pasangan. Tetapi, jika memang terpaksa harus terjadi pertengkaran, maka lakukan pertengkaran yang konstruktif atau membangun. Bagaimana? Pertengkaran yang tanpa diwarnai perkataan kasar, membentak dan tindakan kekerasaan. Hal-hal tersebut hanya akan membuka luka baru. Bukannya mendapatkan jalan keluar, pasangan bisa menjadi kesal karena sikap atau kata-kata yang seharusnya tidak dilakukan.
Jika Anda memang sedang berada dalam kondisi yang meledak-ledak, sebaiknya biarkan amarah itu reda sebelum Anda membuka pembicaraan dengan pasangan. Saat emosi tinggi, akal sehat manusia cenderung melemah dan biasanya akan berakhir pada penyesalan.
Belajar
Agar tidak mengancam keutuhan rumah tangga, maka Anda dan pasangan harus dapat belajar dan mengambil hikmah dari pertengkaran sebelumnya. Sediakan waktu untuk berdua berbincang santai tentang permasalahan yang telah terjadi dan mencari jalan keluarnya.
Anda juga boleh mengajak pasangan untuk mendiskusikan permasalahan dari rumah tangga orang lain. Lihat bagaimana cara pandang dan tanggapan pasangan terhadap masalah tersebut. Dengan begitu Anda bisa belajar bagaimana harus mengatasi masalah dengannya.
Pertengkaran harusnya bertujuan untuk memahami masalah dan menyelesaikannya bersama tanpa perlu membuka luka lain. Jadi sebaiknya, Anda dan pasangan harus sama-sama memiliki pengertian satu sama lain dan dapat saling memaafkan. Sepakati waktu yang tepat untuk dapat berbincang mengenai yang diharapkan setelah permasalahan terjadi. Nah, bila pertengkaran telah usai atau telah terjadi kesepakatan di antara Anda, kembali untuk saling mencintai.
Etika Bertengkar
Jangan bertengkar di hadapan anak-anak karena bisa menimbulkan trauma dan beban psikis. Sangat disayangkan jika kebahagiaan anak-anak harus dikorbankan hanya karena keegoisan kedua orang tuanya. Hindari juga untuk bertengkar di depan orang lain, selain karena pertimbangan etika, rasanya memang tidak baik membawa permasalahan rumah tangga untuk konsumsi publik.
Jangan bertengkar saat di meja makan. Pun sebaiknya tidak terjadi sesaat sebelum tidur. Perasaan emosi bisa membuat Anda tidak nafsu makan dan tidak bisa tidur. Hal ini mungkin akan berpengaruh buruk pada kondisi tubuh di keesokan harinya.
*Sumber: http://thewedding.id/pasangan-hubungan/haruskah-bertengkar-rumah-tangga-penjelasannya-42930
*Foto: https://scoopempire.com/ever-wondered-how-arab-couples-maintain-a-relationship-heres-the-trick/

