EVENT / Others / February 2019
Inilah Rangkaian Lengkap Pernikahan Adat Solo
Salah satu warisan budaya dari keraton Solo adalah upacara perkawinan. Dahulu tata upacara perkawinan hanya boleh dilakukan oleh keluarga kerajaan. Seiring dengan perkembangan zaman, kini masyarakat suku Jawa mulai menggunakan upacara ini sebagai jalan menuju ikrar pernikahan.
Tata cara pernikahan adat Jawa merupakan rangkaian upacara yang penuh dengan makna. Tidak sebatas ikrar di hadapan Tuhan dan masyarakat, pernikahan juga bertujuan membentuk generasi yang lebih baik di masa depan.
Dalam upacara pernikahan adat Jawa, keluarga pihak wanita memegang peranan lebih banyak. Menikahkan wanita diibaratkan melepasnya dari tanggung jawab orang tua untuk diserahkan kepada suami. Pelaksanaan pernikahan adat Solo memiliki tatanan yang memuat pokok utama tradisi Jawa sebagai berikut:
Sowan Luhur
Maksudnya adalah memohon doa restu dari para sesepuh serta melakukan ziarah kubur ke tempat leluhurnya.
Wilujengan
Merupakan ritual sebagai wujud permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran dan keselamatan selama melaksanakan hajat. Dalam prosesi ini, terdapat syarat yang harus dipenuhi, seperti sekul golong beserta ingkung (ayam utuh yang sudah dimasak).
Pasang Tarub
Merupakan tradisi membuat bleketepe atau anyaman daun kelapa untuk dijadikan atap atau peneduh. Tata cara memesang tarub adalah bapak naik ke tangga dan ibu memegangi tangga sambil membantu memegai bleketepe yang bermakna gotong- royong kedua orang tua yang menjadi pengayom keluarga.
Pasang Tuwuhan
Tuwuhan artinya harapan kepada anak yang dijodohkan agar mendapatkan keturunan untuk melanjutkan sejarah keluarga. Tuwuhan sendiri terdiri dari pohon pisang raja yang buahnya sudah matang, tebu wulung berwarna merah tua, cengkir gadhing, daun randu atau pari sewuli, godhong apa-apa (berbagai macam daun).
Siraman dan Dodol Dawet
Peralatan yang digunakan untuk siraman adalah sakar mancawarna yang dimasukan ke dalam jembangan, air yang digunakan dalam siraman ini berasal dari tujuh sumber sumur dan yang melakukan siraman berjumlah 9 orang terdiri atas sesepuh hingga sang ayah.
Setelah prosesi siraman, biasanya calon pengantin wanita akan dibopong sang ayah menuju kamar pengantin untuk digunting sebagian rambut pada tengkuk. Potongan rambut tersebut akan diserahkan kepada sang ibu kemudian diletakkan pada cepuk dan dikubur di halaman rumah. Selanjutnya rambut wanita akan diberi wewangian sambil dikeringkan untuk kemudian dirias tanpa konde dan perhiasan.
Sengkeran/pingitan
Artinya tidak boleh keluar dari halaman rumah yang bertujuan untuk menjaga keselamatannya. Dahulu pemingitan dilakukan selama seminggu, atau minimal 3 hari.
Midodareni.
Ini adalah malam sebelum panggih atau ijab. Masyarakat Jawa percaya bahwa pada malam tersebut bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita untuk menyempurnakan dan mempercantik pengantin wanita.
Ijab Pernikahan
Pelaksanan pernikahan mengacu pada setiap agama yang dianut oleh para calon pengantin. Saat dinikahkan maka pengantin pria harus melepaskan keris yang dipakai karena yang dinikahkan adalah orangnya bukan pusakanya.
Panggih
Prosesi ini dilaksanakan setelah ijab kabul. Panggih merupakan proses temu manten. Adapun serangkaian acara pada panggih yaitu, balangan gantal, ngindak tigan (menginjak telur),
sinduran/disingepi sindur, bobot timbang, ngombe rujak degan, kacar kucur, dulangan, dan ngabekten.
*Sumber: http://thewedding.id/planning-2/serangkaian-prosesi-adat-solo-yang-harus-anda-ketahui-9962
*Foto: http://www.seputarpernikahan.com/3-inspirasi-pernikahan-adat-jawa/