EVENT / Others / February 2023

Mengenal Lebih Dekat SM Entertainment

Dua label besar Korea Selatan sedang menjadi pembicaraan setelah pendiri SM Entertainment Lee Soo-man menjual 14,8 persen sahamnya kepada HYBE yang senilai 422,8 miliar won atau sekitar Rp5 triliun.

Soo-man sendiri merupakan pemilik saham terbesar SM Entertainment dengan 18,73 persen. Namun, dengan menjual sebagian sahamnya kepada HYBE, membuat label tersebut menjadi pemegang saham terbesar SM Entertainment saat ini.

Sejarah Pendirian SM Entertainment

SM Entertainment awalnya bernama SM Studio saat pertama kali didirikan oleh Lee Soo-man pada 1989 di Apgujeong, Gangnam, Korea Selatan. Heo Hyeon-seok atau yang lebih dikenal sebagai Hyun Jin-young menjadi artis pertama yang bernaung di agensi tersebut. Ia juga dulu dikenal sebagai sosok yang memperkenalkan genre hip hop di Korea Selatan.

SM Studio kemudian tahun demi tahun mengembangkan in-house system yang memperhatikan semua aspek karier artis, termasuk mencari cara supaya masuk ke target pasar remaja dan dewasa muda.

SM Studio resmi mengganti namanya menjadi SM Entertainment pada 1995 dengan tetap menggunakan in-house system dan menggelontorkan dana modal. Kala itu, Jung Hae-ik dipercaya jadi CEO SM Entertainment. Di bawah kepemimpinan Lee Soo-man, SM Entertainment membentuk beberapa terobosan, seperti H.O.T pada 1996 yang sejak dulu disebut-sebut sebagai boyband pertama Korea Selatan.

Meski hanya berusia lima tahun, lagu-lagu H.O.T suka dibawakan kembali oleh boyband-boyband generasi terbaru, seperti Candy oleh NCT Dream. Selain itu, SM Entertainment kala itu juga memiliki girlband pertamanya, S.E.S (1997). Mereka juga mendebutkan Shinhwa (1998), duo Fly to the Sky (1999) dan BoA (2000).

Dengan Lee Soo-man, SM Entertainment dianggap sebagai salah satu perusahaan yang sukses membawa gelombang budaya Korea alias hallyu ke ranah internasonal. Keputusan bisnis untuk menjadi perusahaan terbuka dan bergabung dengan perusahaan lain membuat SM semakin berkembang. Salah satunya ketika berafiliasi dengan Starlight Corporation Ltd dan C-Cube Entertainment pada 2003 silam.

Pada tahun yang sama pula, SM menelurkan boyband yang meledak di pasaran, TVXQ. Grup band ini pula yang membawa hallyu merambah sesama negara Asia Timur, Jepang dan China dengan lagu Mirotic.

SM tak berhenti dengan TVXQ. Bisnis hallyu semakin menjanjikan dan mereka pun menelurkan musisi lainnya seperti TRAX (2004), The Grace (2005), dan Super Junior (2005).

Ekspansi Internasional

Tak puas hanya main di kandang sendiri dan tetangga, SM pun ekspansi ke luar Asia Timur dengan segudang musisi Korea yang mampu membuat publik menggila, seperti J-Min (2007), Girls’ Generation (2007), SHINee (2008), dan f(x) pada 2009.

Sehingga pada akhir 2000-an atau awal 2010-an, SM Entertainment dikenal dunia sebagai salah satu The Big 3 industri K-pop, bersama JYP Entertainment dan YG Entertainment.

Sejak 2013 atau generasi ketiga SM Entertainment, perusahaan itu melakukan kerja sama internasional dengan perusahaan negara lain. Pada generasi ketiga ini mereka juga mendebutkan beberapa grup. Salah satunya adalah Red Velvet, girl group yang debut pada 2014, lima tahun setelah f(x).

Dua tahun kemudian, Lee Soo-man mengumumkan tentang peluncuran boy group baru dengan nama NCT. Grup itu dibagi menjadi beberapa sub-unit, yaitu NCT U, NCT 127, dan NCT Dream yang ketiganya debut pada 2016. Selain itu, mereka juga memiliki sub-unit yang berbasis di China bernama WayV yang debut pada 2019.

SM Entertainment juga mengembangkan Akademi Internasional K-pop di Seoul sejak 2017. Mereka juga bekerja sama dengan Transmedia pada 2018 dengan mengembangkan talent management, produksi konten visual, event production dan promotion, periklanan, merchandising dan mobile platform bagi masyarakat Indonesia.

Perusahaan tersebut mengonfirmasi aespa merupakan nama girlband baru mereka yang akan debut pada November 2020. Nama aespa muncul dari perpaduan kata avatar, experience (pengalaman), serta aspect (aspek). Kata aspek turut disebut akan menunjukkan banyak sisi dari aespa.

Era SM 3.0

SM Entertainment memasuki era SM 3.0 ketika mengumumkannya pada Februari 2023. Era baru ini bakal melibatkan pendirian lima pusat produksi yang berbeda dan label musik independen untuk mendiversifikasi produksi. Sehingga, sistem tersebut benar-benar berbeda dari sistem yang dibangun Lee Soo-man selaku penanggung jawab semua proses produksi musik sejak membangun SM Entertainment.

“Dengan fase baru SM 3.0, SM Entertainment berencana untuk sekali lagi mengambil langkah untuk jadi perusahaan terkemuka dalam hiburan global dengan dukungan dari penggemar dan pemegang saham,” kata SM Entertainment.

Atas dasar itu, mereka mengumumkan kemitraan dengan Kakao, raksasa teknologi Korea yang mengakuisisi 9,05 persen saham SM Entertainment. Hal itu diumumkan ke publik pada Selasa (7/2).

“Kemitraan strategis SM Entertainment dan Kakao menandai langkah dalam mengamankan komponen yang diperlukan untuk SM 3.0. Kemitraan ini pasti akan menunjukkan efek sinergi uang kuat dalam memperkuat jangkauan global konten IP SM dengan berbagai aplikasi.”

Mereka juga menekankan kemitraan itu bukan upaya merger atau akuisisi yang agresif atau untuk perseteruan, seperti yang disampaikan Lee Soo-man beberapa waktu lalu sebelum menjual sahamnya kepada HYBE.

Selain yang telah diumumkan, SM 3.0 juga akan mendebutkan empat artis baru tahun ini, termasuk sebuah girl group baru dan sub-unit NCT cabang Jepang.

*Sumber: https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20230210151010-227-911563/sm-entertainment-raksasa-k-pop-yang-lahirkan-suju-nct-hingga-aespa.

*Foto: https://www.mainmain.id/r/8255/sm-dirikan-sekolah-khusus-jadi-entertainer-berminat-daftar