EVENT / Others / November 2019

Serba-Serbi Mahkota Mempelai Wanita

Tiara atau mahkota yang dikenakan pengantin wanita saat pernikahan ternyata tak hanya memberi kesan cantik dan indah dipandang saja. Namun, tahukah Anda jika pemakaian tiara di pernikahan itu memberikan makna lebih dari sekadar indah? Berikut penjelasannya yang kami lansir dari laman www.weddingku.com:

 

Desainer tiara ternama Rinaldy A. Yunardi mengatakan tiara yang dipakai pengantin wanita saat pernikahannya merupakan lambang dari keagungan sang wanita itu sendiri. Layaknya pengantin adat yang memiliki pakemnya sendiri, pengantin bertema internasional juga memiliki pakem dengan adanya tiara di atas kepala sang pengantin wanita.

Disebutkan desainer yang akrab disapa Yungyung ini, pemakaian tiara dalam pernikahan melambangkan keagungan seorang wanita. “Mau tidak mau, wanita harus menjadi princess. Dia yang dulunya adalah princess kecil, sekarang menjadi princess besar dengan memakai ball gown,” ungkap Yungyung.

Tidak ada yang salah dengan pemakain tiara dalam pernikahan karena dengan memakainya, wanita bisa lebih menghargai dirinya sendiri lebih tinggi lagi. Namun, tidak  apa-apa bila wanita yang menggunakan konsep pernikahan internasional tidak memakai tiara. Hanya saja, saat ini pemakaian tiara tak harus yang besar, bisa juga disesuaikan dengan keinginan sang mempelai wanita memakai tiara model apa.

Bila Anda merasa tidak cocok memakai tiara, jangan berkecil hati karena memang bagi Anda yang bukan dari keluarga kerajaan yang biasa memakainya. Beda lagi bila Anda menggunakannya saat pernikahan dengan memakai gaun, di saat itulah Anda akan cocok mengenakan tiara tersebut.

Gaun pernikahan bisa saja mengikuti tren, namun pernikahan dengan mengenakan tiara bukanlah sebuah tren semata. Tiara merupakan budaya pernikahan internasional yang sudah memiliki pakemnya sendiri.

Tak hanya mahkota internasional saja yang cantik, mahkota di beberapa budaya Indonesia juga tak kalah indahnya. Berikut tiga contoh bentuk mahkota pernikahan nan indah khas Nusantara.

Tanduk Kerbau Sumatera Utara

Sumatera Utara (Sumut) memiliki beragam suku, salah satunya suku mandailing. Pengantin wanita suku mandailing juga memiliki mahkota yang khas bernama bulang yang berbentuk tanduk kerbau. Mahkota ini memiliki lima hingga tujuh lapis emas murni yang disesuaikan dengan status sosial mempelai wanita. Berat dari mahkota ini juga bermakna kesanggupan mempelai untuk mengemban tanggung jawab sebagai istri nantinya.

Paes Ageng Solo dan Yogyakarta

Meskipun sama-sama Jawa, namun paes ageng Solo dan Yogyakarta ini memiliki perbedaan. Salah satunya dari pola mahkota yakni dari bentuk penunggul atau gajahan, pengapit, penitis dan godheg. Paes ageng Yogyakarta meliputi sanggul pandancunduk mentul yang lebih sedikit dan gundulan. Hiasan kepalanya memiliki berat mencapai 1,5 kg. Sedangkan paes ageng Solo memakai sunggar atau sasakan rambut yang melebar di bagian dahi dan sanggul bokor mengkurep. Hiasan rambutnya terbuat dari daun pandan dengan berat mencapai 2,5 kg.

 

Payas Agung Bali

Awalnya, hanya putri kerajaan yang mengenakan payas agung ini, namun seiring berjalannya waktu, semua orang bisa memakainya. Payas agung ini berbentuk segitiga yang menjulang ke atas. Rambut pengantin wanita lebih dulu digulung. Lalu,dihias dengan berbagai jenis bunga emas. Di bagian atas dahi dipasang petitis dan sepasang tajug emas. Setelah itu baru disusun bunga semanggi, mawar hingga bunga kantil.

 

*Sumber: https://www.weddingku.com/blog/ini-makna-pemakaian-tiara-mahkota-pada-pengantin-wanita

*Foto: https://www.insider.com/meghan-markle-talks-queen-help-pick-royal-wedding-tiara-2018-10