EVENT / Others / February 2019
Prosesi Pernikahan Adat Tionghoa
Adat pernikahan Tionghoa sebagaimana adat pernikahan lainnya memiliki kearifan sejarah yang kaya akan makna. Secara garis besar prosesi yang menyertai momen pernikahan setiap pasangan keturunan Tionghoa dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu sebelum pernikahan, pernikahan, dan setelah pernikahan. Berikut detil persiapan yang harus dilakukan calon pengantin untuk masing-masing proses:
Prosesi Sebelum Hari Pernikahan
Lamaran:
Untuk proses lamaran, ada pasangan yang mengandalkan orang yang dituakan untuk menentukan waktunya, dan ada juga yang tidak terlalu memperhatikan masalah waktu ini. Peranan paling penting dalam proses ini dipegang oleh orang yang berlaku seperti ‘mak comblang’ yang dikirim oleh pihak laki-laki. ‘Mak Comblang’ ini akan mengirimkan pesan ke pihak keluarga perempuan bahwa putra dan putri mereka itu adalah jodoh yang tepat untuk naik ke pelaminan.
Penentuan:
Bila sinyal dari ‘mak comblang’ ditanggapi positif, maka selanjutnya kedua pihak sudah dapat menentukan kapan proses selanjutnya, yaitu Sangjit boleh dilaksanakan.
Sangjit:
Proses ini penting dalam upacara pernikahan setiap pasangan keturunan Tionghoa. Waktu yang tepat untuk melakukan sangjit dapat dikonsultasikan kepada orang tua yang paham masalah penanggalan. Sangjit biasanya diadakan antara 1 bulan sampai 1 minggu sebelum acara resepsi pernikahan dan berlangsung siang hari antara jam 10.00 sampai dengan 13.00 WIB dilanjutkan dengan makan siang.
Persiapan pihak keluarga calon mempelai pria:
Barang-barang seserahan sangjit berupa 12 nampan yang nantinya akan diserahkan ke pihak keluarga calon mempelai wanita, antara lain: Kosmetik dan perlengkapan mandi ; Seperangkat perhiasan untuk mempelai wanita ; Pakaian/kain beserta aksesorisnya untuk mempelai wanita; Uang susu (ang pao) dan uang pesta (masing-masing di amplop merah). Uang ini dapat diambil sebagian atau seluruhnya dengan masing-masing konsekuensinya; Tiga nampan masing-masing berisikan 18 buah; Dua pasang lilin merah yang cukup besar diikat dengan pita merah; Sepasang kaki babi (jika tidak ada dapat digantikan dengan makanan kaleng) beserta 6 kaleng kacang polong; Satu nampan berisikan kue mangkok berwarna merah sebanyak 18 potong; Satu nampan berisikan dua botol arak atau sampanye; Serta satu nampan berisikan gabungan antara uang-uangan dari emas, dua bundel pita double happiness, kaca dan kue satu.
Persiapan pihak keluarga calon mempelai wanita:
Hantaran balik berupa; Seserahan pihak mempelai pria yang hanya diambil sebagian seperti uang susu dan uang pesta, nampan buah, 1 pasang lilin merah, sebagian kaki babi/ makanan penggantinya dan kaleng kacang polong, sebagian kue mangkok, dua botol sirup merah; Satu nampan makanan manis seperti permen atau coklat; Serta satu nampan keperluan pria, seperti satu pasang baju, pakaian dalam dan sapu tangan.
Keluarga juga harus mempersiapkan beberapa amplop uang ang pao yang siap dibagikan ke para pembawa nampan dari pihak mempelai pria dengan jumlah nominal disesuaikan.
Tunangan:
Proses ini merupakan acara pengenalan masing-masing anggota keluarga kedua pihak agar terjalin kekerabatan yang lebih erat antara keluarga pria maupun keluarga wanita. Setelah acara perkenalan kemudian dilanjutkan lagi dengan acara makan-makan bersama.
Penentuan Waktu Baik:
Adat Tionghoa sangat memegang teguh pentingnya penanggalan yang tepat untuk setiap momen yang sakral. Harus dipilih jam, hari dan bulan yang baik. Biasanya semuanya serba muda yaitu : jam sebelum matahari tegak lurus; hari tergantung perhitungan bulan Tionghoa, dan bulan yang baik adalah bulan naik / menjelang purnama. Masalah ini juga harus didiskusikan dengan keluarga dari kedua pihak. Selain menentukan penanggalan yang tepat untuk hari pernikahan, juga ditentukan hari yang baik untuk upacara.
Pemasangan Seprai:
Proses ini dilakukan oleh pihak keluarga calon mempelai pria di kediaman keluarga calon mempelai perempuan. Pelaksana acara ini adalah pihak keluarga mempelai pria yang berpasangan dan hidup bahagia sebagai ajang untuk memperlihatkan contoh kehidupan berumah tangga yang harmonis dari anggota keluarga mempelai pria. Selain memasang seprai, diletakkan berbagai perangkat hiasan untuk kamar serta peletakkan seperangkat mas kawin di atas tempat tidur. Waktu untuk melaksanakan prosesi ini ditentukan menurut penanggalan yang tepat.
Upacara Liauw Tiaa (Pesta Bujang):
Diadakan pada malam hari sebelum esoknya diadakan upacara pernikahan. Upacara ini dihadiri teman-teman calon kedua mempelai dan diadakan rumah mempelai wanita.
Proses Pernikahan di Hari H
Upacara Cia Tao:
Proses ini dilaksanakan beberapa tahap yang intinya melakukan penghormatan kepada Tuhan, alam, leluhur, orang tua dan kedua mempelai. Upacara sembahyang ini diawali dengan sembahyang di rumah lalu dilanjutkan dengan upacara sembahyang di klenteng dan kemudian kembali lagi di rumah untuk melakukan penghormatan kepada orang tua atau orang-orang yang dituakan.
Pemberkatan:
Serangkaian prosesi yang diadakan di vihara ini dipimpin oleh seorang pandita dan para bikuni. Mereka yang nantinya akan memberikan berkat kepada kedua calon pengantin.
Tea Pai:
Upacara ini merupakan acara yang akan dihadiri orang tua dari kedua pihak serta orang-orang yang dituakan. Dalam acara ini masing-masing anggota keluarga memberikan nasehat kepada calon mempelai agar rumah tangga yang mereka bina dapat berjalan langgeng dan rukun. Selain memberikan nasehat, masing-masing memberikan hadiah yang dapat berupa perhiasan, uang, dan alat kebutuhan rumah tangga yang berguna untuk membantu perekonomian keluarga muda ini kelak.
Resepsi Pernikahan:
Setelah acara keagamaan, diadakan acara resepsi pernikahan di rumah atau di tempat resepsi. Kedua mempelai biasanya menggunakan gaun dan jas pengantin.
Proses Pasca Pesta Pernikahan
Cia Kiangsay:
Pada upacara menjamu mempelai pria (“Cia Kiangsay”) intinya adalah memperkenalkan keluarga besar mempelai pria di rumah mempelai wanita. Mempelai pria sudah boleh tinggal bersama.
Cia Ce’em:
Upacara Cia Ce’em dilaksanakan di rumah mempelai pria. Tujuan diadakan acara ini adalah memperkenalkan seluruh anggota keluarga besar mempelai wanita. Setelah acara ini, pasangan pengantin baru ini melakukan kunjungan ke rumah-rumah famili yang masih ada orang tuanya.
*Sumber: https://www.weddingku.com/blog/persiapan-setiap-prosesi-adat-pernikahan-tionghoa
*Foto: https://www.blog.thatsmandarin.com/what-to-expect-at-a-chinese-wedding/